Hidup Memang Serba Salah

30 Desember 2012

HIDUP memang SERBA SALAH.
Maaf jika terdengar pesimis, namun itulah KENYATAAN nya.
Kita sebagai manusia memiliki ILUSI untuk berpikir bahwa kita akan BAHAGIA jika kita MEMILIKI, MENDAPATKAN atau MENJADI seperti apa yang kita inginkan.
“Saya akan BAHAGIA jika saya mendapatkan pacar cantik, ganteng, setia, kaya, penurut, badboy, badgirl, nice guy, nice girl, muda, tua, dewasa, imut, cute, tinggi, pendek, putih, hitam, dan lain-lain”.
“Saya akan BAHAGIA jika saya jadi artis, sutradara, milyarder, manager, pengusaha, pemodal, pekerja kantoran, presiden, menteri, gubernur dan lain-lain”.
“Saya akan BAHAGIA jika saya punya baju mahal, mobil mahal, rumah mahal, harta karun, pulau, pesawat, helikopter dan lain-lain”.
Namun KENYATAAN nya, kita tidak kunjung bahagia WALAUPUN kita SUDAH memiliki, mendapatkan ataupun menjadi seperti apa yang kita inginkan.
Awalnya mau pacar cantik/ganteng.
Setelah dapat pacar cantik/ganteng ingin yang imut.
Setelah dapat yang imut ingin yang setia.
Setelah dapat yang setia ingin yang penurut.
Setelah dapat yang penurut ingin yang agak binal.
Setelah dapat yang agak binal ingin yang luar biasa.
Setelah dapat yang luar biasa ingin yang biasa.
Mau keluar negeri, tapi setelah keluar negeri malah rindu pulang.
Mau terkenal, tapi setelah terkenal malah butuh privacy.
Saat sibuk mau santai. Saat santai mau sibuk.
Mau benda A, tapi setelah dapat A ternyata ingin B.
Hidup MEMANG SERBA SALAH, bukan?
Kita manusia TIDAK AKAN PERNAH BAHAGIA..
saya ulangi..
Kita manusia TIDAK AKAN PERNAH BAHAGIA..
..jika kita masih memiliki ILUSI bahwa kebahagiaan akan datang SAAT kita memiliki, mendapatkan atau menjadi seperti apa yang kita inginkan.
Kebahagiaan datang bukanlah saat kita memiliki, mendapatkan atau menjadi seperti apa yang kita inginkan, melainkan saat kita MENCINTAI dan MENSYUKURI apa yang kita miliki SAAT INI.
Mengapa SAAT INI?
Karena hari kemarin SUDAH LEWAT, dan hari esok BELUM DATANG.
Kita hanya dapat merasakan sesuatu SAAT INI dan SAAT INI saja.

Jika anda belum punya pacar, bersyukurlah karena anda masih punya kebebasan untuk bergaul dengan lawan jenis seluas-luasnya tanpa larangan atau kecemburuan seorang pacar.
Jika anda belum sukses soal percintaan, bersyukurlah karena anda masih bisa membeli eBook dan mengikuti seminar saya yang tentu saja akan amat sangat membantu kehidupan percintaan anda.
Jika anda belum punya apa-apa, bersyukurlah karena anda masih bisa hidup, masih bisa makan, masih bisa menikmati kesehatan, dan masih bisa membaca tulisan saya yang amat sangat luar biasa spektakuler ini.
Oleh karena itu, CINTAI dan SYUKURI apapun yang anda punya SAAT INI.
Saat anda mencintai dan mensyukuri apapun yang anda punya SAAT INI, maka hidup tidak lagi SERBA SALAH, melainkan SERBA PUAS, SERBA NIKMAT.
Saat anda mencintai dan mensyukuri apa yang anda punya SAAT INI, saat ini pula lah anda BAHAGIA.
Namun apakah MENCINTAI dan MENSYUKURI apa yang anda punya saat ini BERARTI anda TIDAK MELAKUKAN APA-APA untuk memiliki, mendapatkan atau menjadi seperti apa yang anda inginkan?
TENTU SAJA TIDAK.
MENCINTAI dan MENSYUKURI apa yang anda punya saat ini BUKAN BERARTI anda TIDAK MELAKUKAN APA-APA untuk memiliki, mendapatkan atau menjadi seperti apa yang anda inginkan. Hanya saja INGAT bahwa memiliki, mendapatkan dan menjadi seperti apa yang anda inginkan TIDAKLAH membuat anda BAHAGIA.
Yang membuat kita BAHAGIA adalah saat kita MENCINTAI dan MENSYUKURI apa yang kita miliki SAAT INI.
Lakukanlah YANG TERBAIK untuk memiliki, mendapatkan dan menjadi seperti apa yang anda inginkan, namun CINTAI, SYUKURI dan NIKMATI setiap detik PROSES nya mulai SAAT INI.
Hidup memang serba salah. Oleh karena itu, nikmati saja.
»»  Baca Selengkapnya Klik Disini

Buang Rasa Penyesalan Yang Ada Di Dalam Dirimu

26 September 2012





Semua orang pasti pernah mengalaminya, tapi taukah anda apa yang sudah anda lakukan untuk menyelesaikannya.

Aku pernah banyak mengalami penyesalan dalam hidup, bahkan kata penyesalan slalu ada dalam hidupku. sekarang aku jauh lebih dewasa dalam hidup ini, dan mulai mencoba menjauhkan kata penyesalan dalam hidupku.

Wahai sahabat, memang tak mudah menjauhkan kata menyesal dalam setiap apa yang akan kita lakukan, disini aku akan mencoba menceritakan rasa penyesalanku yang paling besar.


Saat itu aku melakukan hal yang sangat salah bahkan sangat berdosa, dan setelah hal itu berakhir aku hanya bisa berkata aku menyesal melakukan semua itu, tapi semua telah terjadi dan tak bisa di ubah lagi, setelah peristiwa itu aku mencoba berpikir dan berkata dalam hati, betapa bodohnya aku Ya Allah, aku meninggalkanMu saat itu terjadi? tapi itu semua tak berarti, tidak ada gunanya menyalahkan orang lain yang aku lakukan hanyalah duduk dan mencoba menenangkan diri, sungguh tak ada untungnya kalau apa yang kita lakukan akan membawa hasil penyesalan, cobalah untuk selalu memperbaiki diri, sebelum semuanya terjadi.

Semoga dengan motivasi yang sederhana ini, bisa membuka mata hati sahabat untuk berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan apapun.
»»  Baca Selengkapnya Klik Disini

Gendong Aku Sampai Ajal Menjemputku

7 Agustus 2012

Suatu malam ketika aku kembali ke rumah, istriku menghidangkan makan malam untukku. Sambil memegang tangannya aku berkata, "Saya ingin mengatakan sesuatu kepadamu." Istriku lalu duduk di samping sambil menemaniku menikmati makan malam dengan tenang. Tiba-tiba aku tidak tahu harus memulai percakapan dari mana. Kata-kata rasanya berat keluar dari mulutku.

Aku ingin sebuah perceraian di antara kami, karena itu aku beranikan diriku. Nampaknya dia tidak terganggu sama sekali dengan pembicaraanku, dia malah balik bertanya kepadaku dengan tenang, "Mengapa?" Aku menolak menjawabnya, ini membuatnya sungguh marah kepadaku. Malam itu kami tidak saling bertegur sapa. Dia terus menangis dan menangis. Aku tahu bahwa dia ingin tahu alasan di balik keinginanku untuk bercerai.

Dengan sebuah rasa bersalah yang dalam, aku membuat sebuah pernyataan persetujuan untuk bercerai dan dia dapat memiliki rumah kami, mobil, dan 30% dari keuntungan perusahaan kami. Dia sungguh marah dan merobek kertas itu. Wanita yang telah menghabiskan 10 tahun hidupnya bersamaku itu telah menjadi orang yang asing di hatiku. Aku minta maaf kepadanya karena dia telah membuang waktunya 10 tahun bersamaku, untuk semua usaha dan energi yang diberikan kepadaku, tapi aku tidak dapat menarik kembali apa yang telah kukatakan kepada Jane, wanita simpananku, bahwa aku sungguh mencintainya. Istriku menangis lagi. Bagiku tangisannya sekarang tidak berarti apa-apa lagi. Keinginanku untuk bercerai telah bulat.

Hari berikutnya, ketika aku kembali ke rumah sedikit larut, kutemukan dia sedang menulis sesuatu di atas meja di ruang tidur kami. Aku tidak makan malam tapi langsung pergi tidur karena ngantuk yang tak tertahankan akibat rasa capai sesudah seharian bertemu dengan Jane. Ketika terbangun, kulihat dia masih duduk di samping meja itu sambil melanjutkan tulisannya. Aku tidak menghiraukannya dan kembali meneruskan tidurku.

Pagi harinya, dia menyerahkan syarat-syarat perceraian yang telah ditulisnya sejak semalam kepadaku. Dia tidak menginginkan sesuatupun dariku, tetapi hanya membutuhkan waktu sebulan sebelum perceraian. Dia memintaku dalam sebulan itu, kami berdua harus berjuang untuk hidup normal layaknya suami istri. Alasannya sangat sederhana. Putra kami akan menjalani ujian dalam bulan itu sehingga dia tidak ingin mengganggunya dengan rencana perceraian kami. Selain itu, dia juga meminta agar aku harus menggendongnya sambil mengenang kembali saat pesta pernikahan kami. Dia memintaku untuk menggendongnya selama sebulan itu dari kamar tidur sampai muka depan pintu setiap pagi.

Aku pikir dia sudah gila. Akan tetapi, biarlah kucoba untuk membuat hari-hari terakhir kami menjadi indah demi perceraian yang kuinginkan, aku pun menyetujui syarat-syarat yang dia berikan. Aku menceritakan kepada Jane tentang hal itu. Jane tertawa terbahak-bahak mendengarnya. "Terserah saja apa yang menjadi tuntutannya tapi yang pasti dia akan menghadapi perceraian yang telah kita rencanakan," kata Jane.

Ada rasa kaku saat menggendongnya untuk pertama kali, karena kami memang tak pernah lagi melakukan hubungan suami istri belakangan ini. Putra kami melihatnya dan bertepuk tangan di belakang kami. "Wow, papa sedang menggendong mama." Sambil memelukku dengan erat, istriku berkata, "Jangan beritahukan perceraian ini kepada putra kita." Aku menurunkannya di depan pintu. Dia lalu pergi ke depan rumah untuk menunggu bus yang akan membawanya ke tempat kerjanya, sedangkan aku mengendarai mobil sendirian ke kantorku.

Pada hari kedua, kami berdua melakukannya dengan lebih mudah. Dia merapat melekat erat di dadaku. Aku dapat mencium dan merasakan keharuman tubuhnya. Aku menyadari bahwa aku tidak memperhatikan wanita ini dengan seksama untuk waktu yang agak lama. Aku menyadari bahwa dia tidak muda seperti dulu lagi, ada bintik-bintik kecil di wajahnya, rambutnya pun sudah mulai beruban. Namun entah kenapa, hal itu membuatku mengingat bagaimana pernikahan kami dulu.

Pada hari keempat, ketika aku menggendongnya, aku mulai merasakan kedekatan. Inilah wanita yang telah memberi dan mengorbankan 10 tahun kehidupannya untukku. Pada hari keenam dan ketujuh, aku mulai menyadari bahwa kedekatan kami sebagai suami istri mulai tumbuh kembali di hatiku. Aku tentu tidak mengatakan perasaan ini kepada Jane.

Suatu hari, aku memperhatikan dia sedang memilih pakaian yang hendak dia kenakan. Dia mencoba beberapa darinya tapi tidak menemukan satu pun yang cocok untuknya. Dia sedikit mengeluh, "Semua pakaianku terasa terlalu besar untuk tubuhku sekarang." Aku mulai menyadari bahwa dia semakin kurus dan itulah sebabnya kenapa aku dapat dengan mudah menggendongnya. Aku menyadari bahwa dia telah memendam banyak luka dan kepahitan hidup di hatinya. Aku lalu mengulurkan tanganku dan menyentuh kepalanya.

Tiba-tiba putra kami muncul dan berkata," Papa, sekarang saatnya untuk menggendong dan membawa mama." Bagi putraku, melihatku menggendong dan membawa mamanya menjadi peristiwa yang penting dalam hidupnya. Istriku mendekati putra kami dan memeluk erat tubuhnya penuh keharuan. Aku memalingkan wajahku dari peristiwa yang bisa mempengaruhi dan mengubah keputusanku untuk bercerai.

Aku lalu mengangkatnya dengan kedua tanganku, berjalan dari kamar tidur kami, melalui ruang santai sampai ke pintu depan. Tangannya melingkar erat di leherku dengan lembut dan sangat romantis layaknya suami istri yang harmonis. Aku pun memeluk erat tubuhnya, seperti momen hari pernikahan kami 10 tahun yang lalu. Akan tetapi tubuhnya yang sekarang ringan membuatku sedih.

Pada hari terakhir, aku menggendongnya dengan kedua lenganku. Aku susah bergerak meski cuma selangkah ke depan. Putra kami telah pergi ke sekolah. Aku memeluknya erat sambil berkata, "Aku tidak pernah memperhatikan selama ini hidup pernikahan kita telah kehilangan keintiman satu dengan yang lain."

Aku mengendarai sendiri kendaraan ke kantorku, mampir ke tempat Jane. Melompat keluar dari mobilku tanpa mengunci pintunya. Begitu cepatnya karena aku takut jangan sampai ada sesuatu yang membuatku mengubah pikiranku. Aku naik ke lantai atas. Jane membuka pintu dan aku langsung berkata padanya. "Maaf Jane, aku tidak ingin menceraikan istriku."

Jane memandangku penuh tanda tanya bercampur keheranan dan kemudian menyentuh dahiku dengan jarinya. Aku mengelak dan berkata, "Maaf Jane, aku tidak akan bercerai. Hidup perkawinanku terasa membosankan karena dia dan aku tidak memaknai setiap momen kehidupan kami, bukan karena kami tidak saling mencintai satu sama lain. Sekarang aku menyadari sejak aku menggendongnya sebagai syaratnya itu, aku ingin terus menggendongnya sampai hari kematian kami."

Jane sangat kaget mendengar jawabanku. Dia menamparku dan kemudian membanting pintu dengan keras. Aku tidak menghiraukannya. Aku menuruni tangga dan mengendarai mobilku pergi menjauhinya. Aku singgah di sebuah toko bunga di sepanjang jalan itu, aku memesan bunga untuk istriku. Gadis penjual bunga bertanya apa yang harus kutulis di kartunya. Aku tersenyum dan menulis, "Aku akan menggendongmu setiap pagi sampai kematian menjemput."

Petang hari ketika aku tiba di rumah, dengan bunga di tanganku, sebuah senyum menghias wajahku. Aku berlari hanya untuk bertemu dengan istriku dan menyerahkan bunga itu sambil merangkulnya untuk memulai sesuatu yang baru dalam perkawinan kami. Tapi apa yang kutemukan? Istriku telah meninggal di atas tempat tidur yang telah kami tempati bersama 10 tahun pernikahan kami.

Aku baru tahu kalau istriku selama ini berjuang melawan kanker ganas yang telah menyerangnya berbulan-bulan tanpa pengetahuanku karena kesibukanku menjalin hubungan asmara dengan Jane. Istriku tahu bahwa dia akan meninggal dalam waktu yang relatif singkat. Meskipun begitu, dia ingin menyelamatkanku dari pandangan negatif yang mungkin lahir dari putra kami karena aku menginginkan perceraian, karena reaksi kebodohanku sebagai seorang suami dan ayah, untuk menceraikan wanita yang telah berkorban selama sepuluh tahun yang mempertahankan pernikahan kami dan demi putra kami.

Betapa berharganya sebuah pernikahan saat kita bisa melihat atau mengingat apa yang membuatnya berharga. Ingat ketika dulu perjuangan yang harus dilakukan, ingat tentang kejadian-kejadian yang telah terjadi di antara kalian, ingat juga tentang janji pernikahan yang telah dikatakan. Semuanya itu harusnya hanya berakhir saat maut memisahkan.

-----------------------

Sekecil apapun dari peristiwa atau hal dalam hidup sangat mempengaruhi hubungan kita. Itu bukan tergantung pada uang di bank, mobil atau kekayaan apapun namanya. Semuanya ini bisa menciptakan peluang untuk menggapai kebahagiaan tapi sangat pasti bahwa mereka tidak bisa memberikan kebahagiaan itu dari diri mereka sendiri. Suami-istrilah yang harus saling memberi demi kebahagiaan itu.

Karena itu, selalu dan selamanya jadilah teman bagi pasanganmu dan buatlah hal-hal yang kecil untuknya yang dapat membangun dan memperkuat hubungan dan keakraban di dalam hidup perkawinanmu. Milikilah sebuah perkawinan yang bahagia. Kamu pasti bisa mendapatkannya.

Share cerita ini kepada saudara atau sahabat-sahabatmu. Mungkin saja dapat membantu perkawinan orang lain, terutama mereka yang sedang mengalami masalah dalam pernikahan mereka.

Semoga dapat bermanfaat..
»»  Baca Selengkapnya Klik Disini

Arti Dari Sebuah Waktu

5 Februari 2012

Alkisah ada seorang wanita yang hidup di sebuah desa terpencil, dia ingin pergi kerja ke kota agar dia bisa mengoprasi wajahnya. Kemudian dia mengutarakan keinginannya untuk kerja di kota kepada kedua orang tuanya, tapi keinginannya tersebut di tolak oleh kedua orang tuanya. Mendengar kata kedua orang tuanya yang menolak keinginannya dia pun menangis, tapi tak berapa lama kemudian ibunya datang menghampiri dia. Dan tiba-tiba ibunya bilang “Kamu boleh pergi ke kota nak”.
 
Mendengar perkataan ibunya dia pun tersenyum. Dan pagi harinya dia bersiap-siap untuk pergi ke kota. Di tengah perjalanan yang lama dan melelahkan dia istirahat di sebuah rumah, dan dia pun membayangkan, ” andai ku bisa membangun rumah mewah dan dapat mengoprasi wajah ku yang biasa menjadi luar biasa ini.” Tiba-tiba di tengah-tengah lamunannya datang seorang nenek tua menghampirinya, dan bertanya “kenapa nak kamu tersenyum sendiri?”
 
“Saya sedang membayangkan andaikan saja ku bisa sukses di kota dan dapat mengoprasi wajahku ini”, kata dia. Dan nenek itu mengeluarkan jam kecil dari kantongnya, kemudian nenek itu berkata “Kamu tinggal putar jam itu sesuai dengan putaran jarum jam, bila kamu ingin segera meraih cita-citamu”.
“Baik nek”, kata wanita tadi.

Kemudian tak berapa lama dia memutar jam tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan nenek tadi. Dan tiba-tiba dia bisa bekerja di sebuah perusahaan ternama di Jakarta. Tapi dia tak puas dengan lamanya waktu yang di perlukan agar bisa mengoprasi wajahnya.
Kemudian dia kembali memutar jam tersebut, dan wajahnya pun menjadi cantik. Lagi-lagi dia kurang puas dengan wajahnya, dan kembali dia memutar jam kecil pemberian nenek-nenek yang pernah dia temui sekali lagi. Tapi setelah memutar jamnya dia mendapati wajahnya yang semula cantik jelita menjadi tua dan keriput. Dan dia menyesal dengan keadaan dia sekarang. Kemudian dia kembali menemui nenek-nenek yang memberi dia jam di tempat di mana dia bertemu. Tapi dia tak melihat nenek tersebut karena nenek itu telah lama meninggal. Dia pun hanya bisa menyesal dan menangisi nasibnya.
Teman-teman ku apa pesan yang dapat kita ambil dari kejadian wanita tadi?
  1. Jadilah diri sendiri karena hanya dengan menjadi diri sendiri kita akan menjadi pribadi yang hidup dengan penuh rasa bahagia, damai, dan mulia.
  2. Raihlah cita-cita dengan penuh pengorbanan, kegigihan, dan kedisiplinan waktu untuk belajar.
  3. Kesuksesan bukan datang dari nasib dan keberuntungan, tapi datang dari kerja keras, ketidak putus asaan dan keyakinan.
Semoga kisah diatas bermanfaat.
»»  Baca Selengkapnya Klik Disini

Hikmah Dibalik Pelangi

2 Januari 2012

Sahabat. Kita sering melihat pelangi yang berwarna-warni. Kita juga sering melihat aneka warna daun dan bunga. Pernahkah sahabat berfikir, kalau saja daun dan bunga memiliki warna yang sama? Pernahkah pula berfikir kalau saja pelangi hanya satu warna?  Tentunya tidak akan seindah jika tidak warna warni bukan?

Apa yang sahabat rasakan saat melihat warna-warni dalam pelangi, daun dan bunga itu?


Jika sahabat mencermati dengan seksama, menikmati dan merasakannya, tentu sahabat akan merasakan keindahan. Keindahan tidak hanya bisa dilihat, tetapi keindahan itu juga dirasakan hingga merasuk ke dalam hati.


Kaitannya dengan judul makna dibalik perbedaan apa?

Sahabat. Perbedaan warna pada pelangi, daun, dan bunga, adalah sedikit dari ketentuan Allah, Sang Pencipta alam ini. Dan karena perbedaan itu jadilah keindahan.


Indonesia, negara dengan beragam suku, kelompok, budaya, partai dan adat. Itu adalah cara Allah agar Indonesia menjadi indah.

Tiap suku, kelompok, adat  memiliki karakteristik yang tidak harus dibaurkan atau diseragamkan menjadi satu demi persatuan. Justru perbedaan suku dan budaya  itulah keindahan.


Berbangsa-bangsa, bersuku-suku  dan berkelompok tujuannya adalah untuk saling mengenal dalam kelompok kecil itu.

Perbedaan ini tidak membuat kita berpecah dengan kelompok lain, bukan untuk membanggakan kelompoknya atau merendahkan lainnya.

Keberagaman ini adalah untuk mengikuti ketentuan Allah (sunnatullah) yang telah ditetapkan. Keberagaman ini adalah seindah pelangi. Semua menyatu seperti seberkas cahaya matahari yang cemerlang. Satu tekad, satu tujuan yang menghasilkan pembiasan dan keanekaragaman pelangi.


Persatuan adalah perwujudan keharmonisan tiap-tiap komponen yang menerima perbedaan sebagai suatu kekayaan yang memperindah kehidupan. Penyeragaman sering menghasilkan persatuan yang semu. Ibarat pelangi, perbedaan warna muncul hanya untuk menunjukkan keindahan, bukan untuk bercerai berai.


Mari kita perkuat persatuan dalam keberagaman Indonesia.
»»  Baca Selengkapnya Klik Disini
Heart Collage
 
◄ Design by Romeo